26 Maret 2009

KERINDUAN SANG MUJAHIDAH

by : Dian Mardiyanti , S.Pd
Wahai Lelaki ...

Wahai lelaki yang dihatinya penuh dengan cinta
Yang menjadikan manusia sebagai ladang amal
Dan tiada mengharap balasan selain keridhoanNya

Wahai lelaki yang lisannya penuh dengan kata-kata bijak
Yang menjadikan tasbih, tahmid, takbir dan tahlil
Sebagai hiasan diri.
Dan tiada pernah berucap, selain yang mendatangkan manfaat

Wahai lelaki yang penuh optimisme
Yang menyandarkan keyakinan akan takdirNya
Berjuang untuk tetap kokoh dalam payung syar’i
Di tengah tempaan batin atas peradaban yang tiada lagi berhumanis

Wahai lelaki yang lembut hatinya
Kekagumanku tidak berdasar pada apa yang tampak dari luarmu
Apalagi simbol-simbol duniawi yang melekat pada dirimu
Kilauan cahaya keimananmu, keindahan budimu, ketajaman berpikirmu ...
Lebih berharga dibanding dunia seisinya

Wahai lelaki yang namanya mulai terlantun dalam untaian doa
Segala keselamatan, keberkahan, dan kebajikan hidup atas dirimu ...
Menjadikan doa dan ikhtiar sebagai tameng keputusasaan
Dan Dzat penguasa ‘Arsy langit dan bumi sebagai tempat memasrahkan diri

Wahai lelaki yang senantiasa mendapat petunjuk
Kuyakini kau tak akan melangkah gegabah dalam hidup
Syarat pertimbangan bertarung dalam hati dan pikiranmu
Sungguhkah ini yang terbaik bagiku ?

Wahai lelaki yang tercipta hanya tuk yang terindah
Bilamana Allah mengijinkan suatu waktu
Besar inginku mendampingi jihadmu ...
Dan menjadi bidadari penyejuk batinmu ... dunia akhirat

By : Dian Mardiyanti, S.Pd
Selengkapnya...

23 Maret 2009

SYAIR HATI KU

ADA HADIR
By : Dian Mardiyanti, S.Pd

Ada hadir ...
Ada berlalu ...
Berdesir bagai angin, menghembus dari berbagai penjuru
Mengalunkan bait-bait nyanyian alam
Di kala senja tiba ...

Makna cinta tersirat ...
Dalam tarian pena ...
Mengusir peluh…dan keluh ...
Di balik senyum bidadari

Bilakah pelangi menghiasi isi bumi?
Di bisik tangis langit ...
Di bujuk kilat dan guntur yang menggelegar
Syaratkan warna-warna kehidupan

Hati merindu…raga terkapar dalam sunyi
Bunga berhamburan di setiap sudut
Berpadu mendung di batas cakrawala ...
Nan gelap, menggugat cahaya ...

By : Dian Mardiyanti, S.Pd
Teacher of SMP II Luqman Al-Hakim Kudus
Selengkapnya...

22 Maret 2009

FIND OUT YOUR INTELEGENCES….

By : Dian Mardiyanti, S.Pd

Everybody in this world has intelegence. We can mention many people who have wonderfull intelligence. Albert Enstein, Michael Jordan, Picasso, Elie Wiesel, John Steinbeck, Mozart, etc. They have been acknowledged by the world that they are genius people for their field. For example Mozart. He was an expert in music. Albert Enstein, he was an expert in mathematic. They really impressed us. And now, the question is “ HOW COME ?” How they can be brilliant in their field? Was it a special secret ? Or maybe, they were created to be a brilliant people by God? Of course, the answer is “NO”. They were created same like us. They had same number of brain cells just like a normal people, around 1000.000.000.000 (1 quantillion) of brain cells. The difference is : they try to find out their intelegence and improve it maximally. They never gave up easily to find something or to solve problem.
Unfortunately, almost all of the students in this country, don’t want to do the same just like them. It’s very easy for them to give up easily when facing difficult things. They don’t want to find their intelligence, or maybe they want to, but they don’t know the way.

How Can We Know Our Intelegence ?
There are many ways for knowing our intelegence
1. Taking Intelegence Test
By taking intelegence test, you can get a picture of your capability. Valid or not the measurement depends on your self. When doing the test, believe in your self and don’t cheat in order to, you get a real number that represent your intelegence. There are a lot of institutions holding it. Usually, many senior high schools make cooperation with that institution to measure their students’ intelegence. This activity is done when majoring. Which the best major for a student is determined from the result of that test. Besides, you can get the test from psychology books discussing about it.

2. Trying and Learning a lot of Knowledge in Whatever Science
If you are still doubt with the result of the test, you can do the others way by trying and learning many knowledges. You will feel the different when you learn one object and easy when learning language, in the other hand you feel confuse and difficult when you learn one object and the others. For example : you feel enjoy and easy when learning language, in the other hand you feel confuse and difficult when learning mathematic.It indicates that your intelegence is linguistic intelegence. In short, we can conclude indicationsof intelegence are :

a. You feel comfort and enthusian when learning it.
b. You can solve many exercise in that field easily than the others
c. You don’t give up easily when facing trouble
d. Easy to enter into brain memory

3. Getting more information from your close friend about your strength and your weakness
Sometime our close friend can contribute for giving information about us. After being together for many years, they must be know about your capability..

By : Dian Mardiyanti, S.Pd
Teacher of SMP II Luqman Al-Hakim Kudus

Selengkapnya...

05 Desember 2008

FISIKA TANPA RUMUS ... ASYIK TUCH...

Selama ini masih banyak guru yang belum memahami konsep fisika. Akhirnya, pengajaran hanya sebatas rumus. Akibatnya siswa cenderung tidak menyukai fisika karena telanjur dianggap sulit. Jika diharuskan menghapalkan rumus untuk belajar fisika justru membuat siswa makin membenci pelajaran tersebut. Oleh karena itu, pengajaran idealnya harus dimulai dari mengerti konsep, membangun logika, setelah itu menuangkannya dalam bentuk rumus. Pernahkah kita membayangkan bagaimana mempelajari fisika tanpa harus di dahului dengan rumus-rumus yang panjang ???

Hal ini memang harus dimulai dari sekarang. Karena hakikat Fisika adalah ilmu fisis yang dapat kita indera atau dapat kita rasakan efeknya dan untuk mempelajarinya tentu dimulai dengan mengerti konsepnya. setelah memahami konsepnya kita tuangkan dalam logika matematis yang kemudian menjadi rumus. jadi tanpa didahului dengan rumus-rumus tentunya kita dapat menyelesaikan masalah fisika.

Ini hanya salah satu contoh mempelajari fisika dengan mendahulukan konsep, seperti yang telah dicontohkan oleh Prof Dr Johanes Surya, PhD. Misalnya salah satu soalnya: Dua sepeda bergerak berhadapan. Sepeda pertama bergerak dengan kecepatan 4 meter/detik, sepeda kedua bergerak dengan kecepatan 6 meter/detik. Bila jarak mereka (mula-mula) adalah 30 meter, kapan kedua sepeda itu bertemu (berpapasan)???

Jawaban soal itu adalah sepeda pertama bergerak dengan kecepatan 4 meter/detik, artinya dalam satu detik sepeda tersebut menempuh 4 meter. Sepeda kedua bergerak dengan kecepatan 6 meter/detik, artinya dalam satu detik sepeda tersebut menempuh 6 meter. Sehingga dalam satu detik total jarak yang ditempuh kedua sepeda adalah 10 meter. Karena jarak kedua sepeda tadi adalah 30 meter, maka kedua sepeda akan berpapasan pada detik ketiga.

Bagaimana menurut anda ???
Selengkapnya...

25 September 2008

PELATIHAN MASTER TEACHER

Informasi dari Unnes ...

Block Grant program percepatan pemerataan mutu pendidikan daerah tertinggal tahun 2008. Kegiatan ini dalam bentuk Pelatihan Master Teacher dalam rangka pemberdayaan KKG/ MGMP melalui pemanfaatan Information and Telommunication Technologi (ICT) dalam peningkatan mutu pendidikan di Provinsi Jawa Tengah.

Kegiatan ini merupakan kerjasama Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen pendidikan Nasional dengan Universitas Negeri Semarang. Secara khusus tujuan program ini adalah :

a. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan, minat, inovasi, dan kreativitas guru menggunakan ICT sebagai media peningkatan kompetensi dan kinerja profesionalnya dalam melaksanakan profesinya.

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengoperasikan fasilitas ICT sebagai media pendidikan, media komunikasi dan media informasi.

c. Membangun jaringan komunikasi dan kerjasama antar profesi, baik di daerah tertinggal maupun daerah lain yang lebih maju.

d. memanfaatkan fasilitas ICT untuk membangun jaringan bisnis dengan pelaku bisnis lokal dalam pemasaran maupun pendidikan kecakapan hidup.

Untuk provinsi Jawa ada 6 (enam) kabupaten yang diberi block grant, yaitu kabupaten Batang, Wonosobo, Purbalingga, Banyumas, Rembang dan Wonogiri. Peserta Pelatihan master Teacher dari setiap Kabupaten sebanyak 5 kelompok, yang terdiri dari 1 kelompok KKG SD, 3 Kelompok MGMP SMP, dan 1 Kelompok MGMP SMA, yang masing-masing kelompok dipilih 6 guru, sehingga dari setiap kabupaten sebanyak 30 orang ruru dan seluruh peserta pelatihan ini sebanyak 180 orang guru. Dalam pelatihan ini mendapat dukungan dan sertifikat dari Intel Education yang bertaraf Internasional.

Peserta Pelatihan master Teacher, setelah lulus pelatihan ini diwajibkan melatih Partisipant Teacher yaitu rekan guru seprofesinya pada masing-masing KKG/ MGMP sebanyak 5 orang guru, sehingga diharapkan pada akhir ini guru Teacher-guru yang memiliki kemampuan ICT di Jawa Tengah dengan bersertivikat Internasional sekurang-kurangnya ada 1.080 orang guru, yang terdiri dari 180 orang guru Master Teacher dan 900 guru Partisipant Teacher.

Di samping itu setiap KKG/ MGMP yang mengikuti program ini akan mendapatkan hibah peralatan ICT dari Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Nasional, yang direncankan didistribusikan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Setempat.

Selengkapnya...

22 September 2008

PENDIDIKAN PERSPEKTIF ISLAM

Pendidikan menurut Islam didasarkan pada asumsi bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah yaitu dengan membawa "potensi bawaan" seperti potensi "keimanan", potensi untuk memikul amanah dan tanggung jawab, potensi kecerdasan, potensi fisik. Karena dengan potensi ini, manusia mampu berkembang secara aktif dan interaktif dengan lingkungannya dan dengan bantuan orang lain atau pendidik secara sengaja agar menjadi manusia muslim yang mampu menjadi khalifah dan mengabdi kepada Allah SWT.

Dalam al-Qur'an dijumpai ayat-ayat yang menggambarkan sifat-sifat hakiki manusia yang mempunyai implikasi baik terhadap tujuan maupun cara pengarahan perkembangannya. Misal : tentang tanggung jawab, bahwa manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi juga potensi untuk bertanggung jawab atas perbuatannya dan sesuai dengan tingkat kemampuan daya pikul seseorang menurut kodrat atau fitrah-nya [QS. Al-Mu'minun:115 dan Al-Baqrah:286]. Selain itu juga manusia pada hakekat dan menurut kejadiannya bersedia dan sanggup memikul amanah [QS. Al-Ahzab : 72]. Hal yang juga penting implikasinya bagi pendidikan adalah tanggung jawab yang ada pada manusia bersifat pribadi, artinya tidaklah seseorang dapat memikul beban orang lain, beban itu dipikul sendiri tanpa melibatkan orang lain [QS. Faathir:18]. Sifat lain yang ada pada manusia adalah manusia diberi oleh Allah kemampuan al-bayan [fasih perkataan - kesadaran nurani] yaitu daya untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya melalui kemampuan berkomunikasi dengan bahasa yang baik [QS. Ar-Rahman: 3-4].

Pada hadits Rasulullah, "barang siapa ingin mencapai kebahagian dunia harus ditempuh dengan ilmu dan barang siapa yang mencari kebahagian akhirat juga harus dengan ilmu, dan barang untuk mencari keduanya juga harus dengan ilmu".

Dari pandangan ini, dapat dikatakan bahwa tugas dan fungsi pendidikan pertama adalah mengarahkan dengan sengaja segala potensi yang ada pada seseorang seoptimal mungkin sehingga ia berkembang menjadi seorang muslim yang baik.

Kedua
, peranan pendidikan atau pengarah perkembangan. Potensi manusia yang dibawah sejak dari lahir itu bukan hanya bisa dikembangkan dalam lingkungan tetapi juga hanya bisa berkembang secara terarah bila dengan bantuan orang lain atau pendidik. Dengan demikian, tugas pendidik mengarahkan segala potensi subyek didik seoptimal mungkin agar ia dapat memikul amanah dan tanggung jawabnya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, sesuai dengan profil manusia Muslim yang baik.

Ketiga, profil manusia Muslim. Profil dasar seorang Muslim yang baik adalah ketaqwaan kepada Allah. Dengan demikian, perkembangan anak haruslah secara sengaja diarahkan kepada pembentukan ketaqwaan.

Keempat, metodologi pendidikan. Metodologi diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang, khususnya pada proses belajar-mengajar. Maka, pandangan bahwa seseorang dilahirkan dengan potensi bawaan tertentu dan dengan itu ia mampu berkembang secara aktif dalam lingkungannya, mempunyai implikasi bahwa proses belajar-mengajar harus didasarkan pada prinsip belajar siswa aktif [student active learning] [Anwar Jasin, 1985:4-5].

Selengkapnya...

20 September 2008

ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH !!!

Sudah rahasia umum jika pendidikan sekarang sangat mahal. Yah seperti kata buku, ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH !!! Memprihatinkan, tapi itulah kenyataannya. Masuk TK saja bisa mencapai ratusan ribu maupun jutaan rupiah, belum lagi kalo masuk SD-SMP-SMA-Universitas yang favorit. Kalau dihitung, seseorang yang masuk TK sampai dengan Universitas yang favorit akan menghabiskan 100 juta lebih. Weleh-weleh ...

Sekolah memang harus mahal, itulah stigma yang tertanam di benak sebagian orang, dari orang awam dan bahkan sampai beberapa pejabat depdiknas. benarkah demikian??? Itu adalah omongan sesat, mereka yang bicara ngelantur begitu sudah pasti tidak pernah lihat kondisi luar. Malaysia, Jerman, bahkan Kuba sekalipun bisa membuat pendidikannya sangat murah dan dapat diakses oleh sebagian besar lapisan masyarakatnya.
Pendidikan tidak lagi untuk kalangan kaum kecil, hanya untuk kalangan berduit meskipun mempunyai kognitif dan ketrampilan kurang. tak hayal jika anak kurang mampu tidak bisa mengenyam pendidikan yang layak. Masa depan suram pun menghantui. Sampai kapankah DISKRIMINASI ini akan berakhir ???
Selengkapnya...

SEKOLAH SWASTA NASIB MU KINI ...

Ketika seorang siswa dengan ekonomi pas-pasan, saat itulah, dia akan masuk perangkap diskriminasi pendidikan. Tidak lagi ada harapan masuk sekolah pemerintah. Karena saat ini, sekolah pemerintah (baca negeri) hanya menampung anak rakyat yang berprestasi di arena kognitif semata dan tentunya mempunyai ekonomi selangit. Jika berprestasi rendah dan ekonomi pas-pasan, siswa mulai masuk anak swasta yang serba diwarnai diskriminasi.

Diskriminasi pertama, siswa akan masuk keranjang tidak mampu secara kognitif. Mereka akan masuk sekolah swasta yang dianggap sekolah nomor dua setelah negeri. Anehnya, masyarakat menerima diskriminasi ini dengan berlomba-lomba menjaga gengsi yang ditandai dengan memasukkan anaknya ke negeri. Dan tidak ada jaminan anaknya nanti akan berbekal ketrampilan, pengetahuan dan moral yang baik.


Kecuali sekolah swasta yang mandiri dan kaya, sekolah swasta pinggiran selalu serba kekurangan, baik dana, sarana, maupun kognisi siswa karena perasan (buangan) dari negeri yang telah terdiskriminasi. Anehnya, media massa tidak akan pernah melirik siswa yang masuk keranjang diskriminatif ini. Yang diekspos selalu siswa yang berada di negeri dengan potensi yang bagus. Dan apakah siswa swasta juga tidak ingin bersaing, dan apakah swasta tidak mempunyai potensi atau ketrampilan yang lebih ???

Diskriminasi kedua, pemerintah selalu memandang sekolah swasta sebagai sekolah di luar jangkauannya. Yang selalu menjadi bahan untuk dikembangkan selalu didominasi sekolah negeri. Akibatnya, pandangan sebelah mata pun terjadi. Pertanyaannya sekarang : sekolah swasta apa juga tidak ikut andil dalam mengembangkan potensi anak bangsa ???

Diskriminasi ketiga, siswa yang tidak masuk negeri dianggap sebagai biang kenakalan dan ketidakaturan dalam bersikap. Celoteh masyarakat pun akan membentuk karakter dari anak swasta, karena sudah diberi label. Maka ketidakteraturan itupun terjadi. Apakah sekolah swasta juga tidak punya tata tertib??? Dan apakah para guru juga tidak memperhatikan sikap dari siswanya???

Padahal, kalau dirunut lebih jauh, siswa sekolah swasta berjumlah lebih banyak dari siswa di negeri karena kapasitas yang tidak mencukupi. Untuk itu, sudah menjadi tugas pemerintah untuk menampung mereka karena tanggung jawab berdasarkan UUD 1945, pemerintah berada di garda depan. Pemerintah juga berkewajiban mengembangkan sekolah swasta.


Selengkapnya...